Histats

Proses Menghimpun Berita

A. Latar Belakang

Dalam memasuki kala informasi dan komunikasi dikala ini, banyak acara yang terkait dengan duduk masalah media massa umumnya, jurnalistik khususnya. Dalam relasi ini, banyak anggota masyarakat dan mahasiswa yang berkeinginan menerjunkan diri dalam dunia jurnalistik dan dunia tulis-menulis. Namun, sejauh ini, banyak diantara meraka yang belum mengetahui dan memahami secara terang bagaimana cara mencari dan menghimpun suatu diberita dan apakah diberita itu layak untuk diterbitkan ataukah tidak.

Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami sengaja menulis proses menghimpun diberita diperuntukkan mahasiswa yang berkeinginan menjadi penulis handal dan mereka sanggup memahami secara kaffa, apakah goresan pena itu layak untuk dimuat ataukah tidak.

B. Proses Menghimpun Berita

Di permukaan bumi, diberita itu ada dimana-mana. Kita tinggal menyeleksi mana yang betul-betul diberita dan mana yang sanggup diciptakan menjadi diberita. Memilih materi diberita ini ialah suatu acara yang mempunyai nilai seni tersendiri. Adapun pengumpulan materi diberita sanggup melalui wawancara atau melalui peliputan. Yang mana proses menghimpun diberita meliputi:

1. Penentu Berita

Tahap pertama dari kerja redaksional ialah proses memilih suatu insiden yang mempunyai nilai diberita. Dalam hal ini melibatkan redaktur dan reporter.

Dalam proses ini, reporter sebaiknya membuat sebuah check-list (daftar periksa) yang biasa disebut planningsheet. Sesudah reporter membuat abstraksi dari insiden yang sudah diliput, untuk selanjutnya diserahkan ke meja redaktur untuk evaluasi layak atau kurang layaknya suatu diberita dimuat, dengan ditentukan seberapa berpengaruh unsur-unsur nilai diberita. Semakin banyak unsure nilai diberitanya semakin tinggi kelayakan diberitanya dimuat.

2. Dapur Redaksi

Dalam organisasi suratkabar, redaktuir dan pimpinan redaksi mengadakan rapat guna memilih diberita apa saja yang akan dimuat besok sebelum reporter ditugaskan.

Secara garis besar struktur hirarki keorganisasian pada suratkabar terdiri dari:

  1. Pimpinan Umum; orang yang mempunyai suratkabar atau orang yang mewakilinya.
  2. Pimpinan Redaksi; orang yang bertanggung jawaban atas operasional redaksional.
  3. Pimpinan Perusahaan; orang yang bertanggung jawaban atas administrasi, keuangan dan pemamasukan.
  4. Redaktur Pelaksana; orang yang bertugas mengawasi dan mengarahkan reporter.
  5. Reporter; peliput diberita.
  6. Manager-manager; orang yang bertanggung jawaban pada pimpinan perusahaan yang berkaitan dengan iklan, promosi, sirkulasi dan lainnya.

3. Beat atau Wilayah Peliputan

Setiap reporter mempunyai wilayah peliputan yang tidak sama dalam satu kerangka redaksional atau dalam istilah dunia suratkabar disebut dengan beat. Salah satu contohnya ialah redaktur kota menempatkan reporter-reporternya dalam beat masing-masing, menyerupai balai kota, pengadilan, kantor polisi, dinas social, bank dan tempat-tempat lain yang mengalami perkembangan informasi yang secara umum dibutuhkan oleh pembaca, dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan. Namun selain itu redaktur juga mempunyai reporter yang tidak ditugaskan dalam beat-beat tertentu dan dalam satu bidang tertentu yang disebut dengan pelaksana penugasan umum.

4. Wartawan dalam Aksinya

Menurut Charnley, menghimpun diberita ialah pekerjan berat yang rata-rata abstraksi pekerjaannya menghabiskan waktu 13 jam sehari, namun kadang wartawan harus bekerja fulltime bahkan hari minggu-pun sebagian wartawan harustetap bekerja.

Mula-mula wartawan mencari citra insiden yang akan dimuat dalam suratkabar dengan melihat beberapa suratkabar lain sebagai pembanding mencari peristiwa, kemudian bermusyawarah dengan redaktur dan dibahas dalam rapat redaksi.

Sesudah wacana diberita yang akan diliput sudah disahkan oleh redaktur, wartawan pergi menuju beatnya untuk mencari, mewawancarai dan menghimpun diberita. Sesudah pekerjaan itu selesai, maka balasannya akan didiberikan kepada redaktur untuk dibahas kembali dalam rapat budgeting yaitu rapat yang mengalokasikan diberita-diberita yang sudah diliput oleh reporter yang biasa disebut rapat petang. Dalam rapat ini akan dilakukan pembagian terstruktur mengenai diberita dan ditentukan mana yang akan menjadi diberita utama dan diberita halaman lainnya kemudian gres dikirim ke serpihan composing untuk dicetak.

5. Syarat-Syarat Wartawan yang Baik

Dalam dunia jurnalistik, seorang wartawan dituntut untuk mempunyai daya penciuman yang tajam, yang biasa dikenal dengan "hidung wartawan", yaitu kemampuan yang bisa mengakibatkan sebuah informasi atau fakta menjadi sebuah diberita yang layak untuk didiberitakan.

Menurut Charnley dalam bukunya reporting 1975, ada empat hal yang perlu dimiliki olehseorang wartawan, yaitu:

  1. Pengalaman
  2. Perasaan ingin tahu
  3. Daya khayal atau imajinasi tinggi
  4. Pengetahuan luas

6. Menggali Berita

Pengertian menggali disini yaitu mencari aspek-aspek dalam kehidupan budaya atau social masyarakat atau dalam acara pemerintahan yang sanggup diangkat menjadi diberita yang menarikdanunik perhatian khalayak.

Istilah menggali diberita dalam suratkabar lebih dikenal sebagai "mencari diberita". Pengertian ini timbul dari perkiraan wartawan yaitu tidak ada istilah "tidak ada diberita" dimana pun dan kapan pun wartawan itu berada.

7. Meliput Berita dengan Menyamar

Peliputan diberita yang dilakukan dengan menyamar terkadang memang dibutuhkan dalam menunjang proses pengumpulan diberita. Peliputan ini dilakukan sebab adanya suatu hal yang tidak masuk akal atau sesuatu yang ditutup-tutupi.

Dalam etika jurnalistik, pemdiberitaan semacam ini sanggup dipertanggungjawabankan selama demi kepentingan umum dan dari sisi aturan tidak menyalahi undang-undang yang berlaku. Penegasan ini diperjelas seiring dengan banyaknya masyarakat yang mempertanyakan apakah pemdiberitaan ini sanggup dipertanggungjawabankan secara etika jurnalistik dan hukum. Tapi tidak tiruana peliputan ini dibenarkan, sebab peliputan ini spesialuntuk dilakukan secara masalah per masalah tergantung dari masalahnya.

8. Kendala Menghimpun Berita

Pengekangan terhadap Kebebasan pers pada praktik sehari-hari tidak semata hadir dari pemerintah, tetapi tidak jarang terjadi sebab kepentingan penerbitan pers itu sendiri. Kelompok-kelompok bisnis bisa menjadi unsur penekan terhadap kebebasan pers, ketika sebuah surat kabar atau media cetak lain contohnya harus berhadapan dengan pemasang iklan yang menjadi penopang kelangsungan hidup media bersangkutan.

Sebaliknya dari pemdiberian, hadiah, amplop, freeebies atau apapun namanya wartawan, praktik lainnya ialah juga keluarga dekatnya jurnalisme uang (money journalism) atau dalam pers barat dikenal sebagai checkbook journalism. Dalam jurnalisme uang bukan sumber diberita yang mempersembahkan hadiah atau amplop meliputi uang kepada wartawan atau media. Tetapi wartawan atau media yang mempersembahkan uang kepada sumber diberita.

C. Simpulan

1. Penentu Berita

a. Penentuan diberita ialah tahap pertama dalam proses Kerja Redaksional yang amat penting

b. Redaktur memilih sesuatu yang harus diliput dan wartawan yang memilih sendiri cara meliput

c. Membuat planning / check list

d. Wartawan harus memilih mana yang dimuat dan mana yang dimembuang usai meliput

2. Beat

a. Hampir tiruana media (cetak/ elektronik) mempunyai wartawan kota yang bertanggung jawaban meliput insiden dalam maupun luar kota

b. Redaktur kota wajib menugaskan wartawan meuju Beat (tempat tetap wartawan untuk mencari diberita)

c. Wartawan yang ditugaskan meliput spesialuntuk dalam satu bidang saja (Reporter Pelaksana Penugasan Umum)

3. Wartawan dalam Aksinya

a. Pekerjaannya lazim di luar waktu atau lebih dari waktu kerja

b. Mengetahui fakta, mencatat dalam notes, menyiapkan pertanyaan wawancara, mengisi buku listing, menuju beat, mengikuti rapat budgeting dalam redaksi dan mengetik diberita

c. Dari proses di atas, maka pekerjaan menghimpun diberita ialah

4. Syarat Wartawan yang Baik

a. Mempunyai pengalaman

b. Memiliki rasa ingin tahu tinggi

c. Mempunyai daya khayal/ imajinasi anggun

d. Mempunyai pengetahuan luas

e. Mempunyai huruf baik

5. Menggali Berita

a. Merubah diberita dalam praktek disebut membuat diberita

b. Tidak boleh ada istilah tidak ada diberita bagi wartawan

c. Menggali sendiri materi untuk ditulis

d. Menggali sebuah diberita kalau wartawan merasa sepi diberita

e. Menggali diberita melalui dua aspek;

Ø Aspek kehidupan, budaya, social masyarakat atau pemerintah

Ø Penelusuran arsip, dokumentasi, buku, kliping, Koran dan majalah

6. Meliput dengan Menyamar

Meliput dengan menyamar sangat dibutuhkan sekali dikala informasi yang dicari simpang siva dan ada pihak yang sengaja menyembunyikan informasi (dengan pegangan instruksi etik dan konsultasikan secara hukum)

D. Kepustakaan

Kusumaningrat, Hikmat Dan Purnama Kusumaningrat. 2006. Jurnalistik Teori Dan Praktik. Bandung: PT Rosdakarya.

Antar Semi, M. 1995. Teknik Penulisan Berita, Features Dan Artikel. Bandung: Angkasa.

http://bachtiarhakim.wordpress.com/2008/06/12/jurnalistik-teori-dan-praktik-hikmat-kusumaningrat-purnama-kusumaningrat/

Tag : lainnya
0 Komentar untuk "Proses Menghimpun Berita"

Back To Top