Histats

Pengertian Metode Drill, Conversation, Dan Writing

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dunia pembelajaran Bahasa Inggris terdapat beberapa metode pembelajaran diantaranya yaitu metode drill, conversation, dan writing dan metode inilah yang sudah diterapkan dipondok pesantren mamba’us sholihin semenjak lampau hinga dikala ini, lantaran dianggap sebuah metode yang pas dan cocok untuk pembelajaran atau penyaluran kosa kata bahasa Inggris-Arab, akan tetapi metode ini juga terdapat kelebihan dan belum sempurnanyanya. Factor apa yang mengakibatkan para santri MBS kurang sekali mengaplikasikan kosakata yang sudah didrillkan sehingga bahasa yang digunakan yaitu bahasa pamasukan yang amburadul. Padahal setiap harinya sudah didiberi / didrillkan kosa kata yang belum di ketahui santri untuk diterapkan. Karena harapan pengasuh Pondok Pesantren untuk mencetak santri yang jago dalam dua bahasa yakni B. Inggris dan B. Arab. Oleh lantaran itu kami membuat makalah ini yaitu untuk menganalisis apa penyebabnya dan metode apa yang paling cocok untuk digunakan di pp Mamba’us Sholihin dan yang akan kami bahas yaitu apa sih metode drill, conversation, dan writing itu dan sudah cocokkah metode yang selama ini digunakan untuk tetap diaplikasikan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Metode Drill, Conversation, Dan Writing itu?

2. Bagaimana tahap-tahap penerapan dari masing-masing metode?

3. Apa sajakah kelebihan dan kelemahannya?

4. Bagaiamana analisis dilema ihwal metode yang diterapkan dan bagaimana solusinya?

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini yaitu bertujuan untuk mempersembahkan analisis ihwal metode pembelajaran kosa kata apa yang sudah diterapkan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin dan apakah sudah baik untuk tetap diaplikasikan

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian metode drill

Drill adalah suatu aktivitas santri untuk memperoleh kosa kata baru. Semua santri wajib berkumpul dikamarnya masing-masing guna melakukan aktivitas ini. Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua kali dalam seminggu. Adapun orang yang menyajikan kosa kata disebut dengan pengedrill, dan biasanya yang mengedrill yaitu pengurus bahasa dan pengurus dari masing-masing kamar.

Conversation adalah tes berbicara (bercakap-cakap) dalam bahasa inggris. Para santri saling berpasang-pasangan untuk membicarakan suatu topic dengan memakai bahasa yang sesuai dengan waktunya (inggris atau arab). Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap seminggu sekali.

Writing adalah pemdiberian kosa kata dengan cara santri menulis kosa kat tersebut kedalam sebuah kalimat atau sebuah percakapan (conversation.)

B. Tahap-Tahap Dalam Penerapan Metode

Drill

1. pemdiberian konteks

yakni guru memdiberi arti makna dari kata itu dengan salah satu atau beberapa tenik.

2. pengulangan kata

yakni anak harus mengulang lafal kata itu tanpa konteks hingga mereka bisa melafalkannya dengan cukup baik.

3. pengecekan arti kata

yakni dengan memdiberi peratanyaan terkena kata itu, dan dari respon anak, guru sanggup mengetahui apakh itu kata itu sudah menjadi kepingan dari miliknya atau belum

4. pemdiberian kalimat rujukan atau model

yakni guru mamdiberi kalimat rujukan yang mengingatkan anak ihwal bagaimana manggunakan kosa kata dalam kalimat dengan konteks yang benar.

Writing

1. Pengurus department bahasa terlebih lampau menuliskan kosa kata/mufrodat yang sudah diubahsuaikan dengan keadaan hari itu. Di papan tulis khusus bahasa.

2. Para santri wajib membuat conversation secara tertulis setiap seminggu dua kali dibuku yang sudah disediakan oleh department bahasa

3. Dan kemudian dikumpulkan kepada ketua kelas untuk dievaluasi para pengurus bahasa baik itu B. Arab dan B. Inggris.

Conversation

1. Para santri berkumpul di musholla untuk melakukan pengedrillan masal

2. Para santri menentukan pasangan masing-masing untuk conversation/muhadatsah

3. Para pengurus mengusut para santri ketika conversation/muhadatsah berlangsung

  1. Kelebihan dan belum sempurnanya

Kelebihan

a) Santri menerima tes yang cukup banyak dalam kosakata

b) Santri menerima tes yang cukup banyak ihwal penulisan (writing)

c) Santri terampil menyimak (listening) dan berbicara (speaking)

d) Santri menguasai pelafalan dengan baik sebagaimana pengedrill

e) Santri mengetahui peletakan kosa kata dalam suatu kalimat

Kekurangan

a) Hasil mencar ilmu kurang sedikit terbaik lantaran tidak tiruana santri andil dalam pembuatan rujukan kalimat seketika itu juga

b) Memerlukan pengedrill yang ideal dari segi keterampilan berbahasa dan kelingahan dalam penyajian kosa kata

c) Proses penyajian kosa kata terbilang membosankan lantaran spesialuntuk dikomunikasikan lewat ekspresi saja

d) Waktu pelaksanaan drill kurang bisa mengkodisikan dengan keadaan santri

e) Waktu pengumpulan buku drill terlalu usang sehingga dimungkinkan santri tidak eksklusif mempraktekkan kosa kata yang gres saja diterimanya

f) Terlalu menekan santri jikalau tidak menggemari mengarang menjadikan santri tidak memperhatikan.

  1. Analisis

Sesudah menganalisis metode yang digunakan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin, kami sanggup menyimpulkan bahwa metode-metode yang sudah digunakan disini yaitu baik, lantaran sudah sesuai dengan langkah-langkah yag sudah dirancang oleh para jago metode bahasa, akan tetapi salah satu factor yang mungkin terjadi yaitu lantaran kurangnya santri yang mengaplikasikan kosa kata yaitu mereka belum mempunyai kosa kata tersebut dalam artian belum nyantol, dan kebanyakan mereka yang hadir spesialuntuk untuk mendengerkan tanpa berkonsentresi untuk sanggup mempunyai kosa kata tersebut dan untuk mengikuti peraturan saja. Sehinga gres ditinggal saja sudah lupa apa yang gres saja didrillkan, juga lantaran kurangnya perhatian dari pengedrill alangkah baiknya kalau kita menambahkan tahapan suplemen diberikut ini yaitu: membagi santri menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok satu pengurus dan terbaik 10/15 santri. Memilih pengedrill yang ideal (terampil) dalam penyajian kosa kata sehingga tidak membosankan. Mendapatkan makna kata yakni diberikan arti kata kepada santri dengan sedapat mungkin menghindari terjemahan, kecuali tidak ada jalan lain. Sebab yang sering terjadi selama ini bahawa pengedrill atau guru-guru sering kali mengartikan dengan memakai bahasa ibu siswa sehingga tidak akan terjadi komunikasi eksklusif dalam bahasa yang sedan dipelajari, sementara itu makna kata akan lebih cepat dilupakan oleh santri atau siswa.

Berikut ini beberapa tehnik yang sanggup digunakan pengedrill atau guru untuk menghindari penerjemahan.

Ø Konteks untuk menandakan arti kata-kata

misal: tree; I am a green

I am a birth home

Ø Definisi

Pemdiberian definisi untuk menandakan arti kata ini sanggup efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefinisian itu sudah dikenal /difahami oleh siswa

misal: Father :Male Parent

Ø Sinonim

Kalau kata yang didrillkan itu mempunyai sinonim yang dikenal siswa maka ini bisa digunakan untuk menandakan makana tersebut.

misal: Table =Disk

Ø Antonim

Seperti halnya sinonim.

misal: Tall x Short

Ø Peragaan

Berbagai gerakan atau tindakan sanggup diperagakan untuk memperjelas arti sebuah kata terutama kata kerja.

misal: sweep, sleep, etc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Drill adalah suatu aktivitas santri untuk memperoleh kosa kata baru.

Conversation adalah tes berbicara (bercakap-cakap) dalam bahasa inggris

Writing adalah pemdiberian kosa kata dengan cara santri menulis kosa kat tersebut kedalam sebuah kalimat atau sebuah percakapan (conversation.)

Tahap-Tahap Dalam Penerapan Metode, yaitu :

· Drill yaitu pemdiberian konteks, pengulangan kata, pengecekan arti kata, pemdiberian kalimat rujukan atau model

· Writing yaitu Pengurus department bahasa terlebih lampau menuliskan kosa kata/mufrodat yang sudah diubahsuaikan dengan keadaan hari itu. Di papan tulis khusus bahasa, Para santri wajib membuat conversation secara tertulis setiap seminggu dua kali dibuku yang sudah disediakan oleh department bahasa, Dan kemudian dikumpulkan kepada ketua kelas untuk dievaluasi para pengurus bahasa baik itu B. Arab dan B. Inggris.

· Conversation yaitu Para santri berkumpul di musholla untuk melakukan pengedrillan masal, Para santri menentukan pasangan masing-masing untuk conversation/muhadatsah, Para pengurus mengusut para santri ketika conversation/muhadatsah berlangsung

· Analisis

Sesudah menganalisis metode yang digunakan dipondok pesantren Mamba’us Sholihin, alangkah baiknya kalau kita menambahkan tahapan suplemen diberikut ini yaitu: membagi santri menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok satu pengurus dan terbaik 10/15 santri. Memilih pengedrill yang ideal (terampil) dalam penyajian kosa kata sehingga tidak membosankan. Mendapatkan makna kata yakni diberikan arti kata kepada santri dengan sedapat mungkin menghindari terjemahan.

B. Saran

Dari pemaparan makalah diatas, pemakalah mengharapkan kesadaran dari pembaca ihwal pentingnya memahami metode-metode pembelajaran kosa kata yang tepat. Dari pemakalah sendiri minta maaf banyak jikalau banyak belum sempurnanya. Maka kami harapkan masukan dan Koreksiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, ahmad fuad. 2005. Metodologi pengajaran bahasa arab. Malang : miskat

Izzan, ahmad. 2009. Metodologi pembelajaran bahas arab. Bandung : humaniora

Tag : lainnya
0 Komentar untuk "Pengertian Metode Drill, Conversation, Dan Writing"

Back To Top