Histats

Tokoh Orientalis Yang Obyektif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan kaum orientalisme bagi dunia Islam sudah menjadikan perdebatan panjang. Sebagian umat Islam menolak mentah-mentah terhadap kajian yang dilakukan oleh kaum orientalis, alasannya dipandang sudah melecehkan Islam. Hal ini berangkat dari sebagian kesimpulan kaum orientalis yang mewartakan bahwa Islam sebagai agama “saduran” dari agama-agama dan budaya sebelumnya. Kesimpulan menyerupai ini terperinci berkaiyan dengan perilaku ideologi dan kecemasan kaum orientalis dalam beragama, selain agama yang mereka anut adalahmusuh dan harus dihancurkan.

Sebagian umat Islam yang lain mengambil jalan kompromi, yaitu konsep-konsep Barat yang nyata dimanfaatkan untuk memperkuat barisan Islam. melaluiataubersamaini demikian, yang harus dilakukan umat Islam ialah bagaimana melaksanakan filterisasi terhadap pemikiran-pemikran kaum orientalis tersebut, sehingga diperoleh bahwa yang ini nyata bias kita ambil, yang itu negatif, harus diwaspadai dan seterusnya.

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah tokoh-tokoh orientalis yang obyektif ?

2. Bagaimana biografi dari tokoh-tokoh tersebut ?

3. Apa saja karya-karya mereka ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tokoh-Tokoh Orientalis yang Obyektif

Secara jujur diakui bahwa diantara orientalis itu ada pula yang bersifat moderat dan jujur, tentunya dengan tingkat kejujuran yang tidak sama-beda. Diantaranya ada yang keliru dan ada yang benar. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa tokoh orientalis-yang berdasarkan pemakalah-yang melaksanakan kajian serta penelitian terhadap Timur secara obyektif.

1. Henry Frederick Amendroz (1854 – 1917)

Amendroz ialah orientalis Inggris yang mendalami aturan hingga ia menjadi penegak hukum. Di samping itu, amendroz juga mempelajari bahasa Arab hingga sanggup menguasainya dengan sempurna. Amendroz kemudian memulai memusatkan obyek kajiannya pada literature-literatur sejarah Arab yang muncul pada kurun ke-4 Hijriyah.kajiannya dipusatkan pada karya-katya Hilal Ash-Shabi yang masih tersisa. Hilal Ash-Shabi ialah sejarawan ytang lahir pada bulan Sypertama 359 H, dan meninggal pada 17 Romadhon 448 H. sepanjang karirnya, ia sudah menghasilkan sembilan karangan, namun yang amat diakungkan bahwa tiruana karangannya itu sudah hilang, dan spesialuntuk beberapa karangan lepasnya saja yng sanggup dijumpai. Karangan lepas Hilal Ash-Shabi itulah yang dikumpulkan dan diterbitkan oleh Amendroz di Leiden pada tahun 1904. Koleksi karangan itu berjudul Historical Remains, First Part of His kitab Al-Wuzara’ and Fragment of His History 389 – 393 A. H., yang dilengkapi dengan catatan-catatan dan glosarium.

2. Wilhelm Ahlwardt (1828 – 1909)

Wilhhelm Ahlwardt atau yang biasa disebut William Alward, ialah orientalis Jerman yang dilahirkan di kota Greifswald, kawasn Jerman Utara dekat, Laut Baltik, pada 4 JUni 1828 dan meninggal di kawasan kelahirannnya pada 2 November 1909. Dia adalh guru besar di Universitas Jerman, dan juga pengelola perpustakaan tersebut. Dia termasuk sosok ilmuwan yang paling mumpuni dalam bahas Arab, terutama dalam kajian syair-syair Jahilliyah dan syair-syair sukuArab yang lain.

Diantara hasil karya Alward ialah : Al-Aqdu Ats-Tsamin fi bDawawin Asy-Syu’ara’ Al-Jahiliyah (Greifswald, 1869); The Divans of The Six Ancient Arabic Poets (London, 1870); Diwan Ru’bah bin Al-Ajjaj (Leipzig, 1903), yang kemudian diterjamahkan kedalam bahasa Jerman(Berlin, 1904).

3. Michele Amari (1806 – 1889)

Amari ialah sosok ilmuwan yang menerjuni bidang politik, sekaligus seorang orientalis Itali. Ia dilahirkan di Palermo, Siccilia pada bulan Juli 1806. Ayah Amari ialah sosok politik ulung, bahkan akhir dari acara politiknya itu ayahnya pernah dipenjara selam 30 tahun.

Amari ialah sosok ilmuwan yang amat tinggi nasionalismenya, sifat inilah yang mendorongnya menekuni sejarah bangsanya, Sicilla. Bukunya, Sejarah Perang Siccilia, menandakan wacana peperangan dan pembantain antara rakyat Sicillia dengan Perancis pada tahun 1282. Karena dorongan nasionalisme juga Amari pergi ke Paris untuk menelaah sejarah Sicillia dibawah kekuasaa Islam yang terdalam buku Al-Ibar kaqrya Ibnu Khaldun yang diterjemahkan kedalam bahasa Perancis.

Buah karya dari kajian sejarahnya itu menghasilkan Historia dei Musulmani in Sicillia, dalam tiga jilid (Fiorentina, 1854 – 1873). Dalam buku tersebut dijelaskan wacana sejarah Sicillia dari zaman Byzantium hingga pemerintahan Islam, tahun 827 – 1090.

4. Theodor Zenker (wafat 1884)

Zenker ialah orientalis Jerman yang menetap di Leipzig dan Dresden, ia bekerja secara berdikari dalam pengertian bukan sebagai pegawai pemerintahan. Zenker meninggal di Thun bei Zwiekau.

Diantara karya-karyanya adalh terjemah dari Al-Maqulat-nya Aristoteles yang tersimpan dalam manuskrip nomor 882, dalam daftar nmanuskrip yang disusun oleh De Slann, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1846. Karya Zenker yang populer ialah “Kamus Turki-Arab-Persia” yang berjudul Bibliotheca Orientalis dalam dua jilid. Kamus Zenker disusun secara tematis, dimana jilid kedua dari karyanya itu ialah apendiks dari jilid pertama.

5. Jean-Jacques-Antoine De Perceval (1759 – 1835)

Perceval ialah orientalis Perancis, begitu juga anaknya. Dia lahir di Montdidier pada 24 Juli 1759, dan meninggal pada 20 Juli 1835 di Paris. Sejak mudanya ia mencar ilmu bahasa-bahasa Timur di Paris, kemudian menjadi guru besar di College de France dan juga menjadi pngelola atas manuskrip-manuskrip Timur di perpustakaan Negara, sekaligus di pilih menjadi anggota Institute Perancus.

Karya-karya Perceval yang menonjol ialah dalam bidang terjemahan, baik dari bahasa Yunani ataupun dari bahasa Arab kedalam bahasa Perancis. Dari bahasa Arabia menerjemahkan Sejarah Sicillia di bawah Penguasa Muslim (Paris, 1802), Kelengkapan dari Kisah Seribu Satu Malam (1806), dan Al-Jadawil Al-Falaqiyah-nya Ibnu Yunus (1806).

6. Martinus Theodorus Houtsma (1851 – 1943)

Houtsma ialah orientalis Belanda yang dilahirkan pada 15 Januari 1851 Irnsum. Sesudah menuntaskan sekolah menengahnya di Dokhum, beliau kemidian melanjutkan studinya di Universitas Leiden. Pada tahun1875, Houtsma memperoleh gelar sarjana teologi tingkat pertama dengan judul penelitian “Perdebatan di Sekitar Aqidah Islam” dengan bahasa Belanda.

Hasil karya ilmiah Houtsma diantaranya Indeks Manuskrip-manuskrip Timur di perpustakaan Universitas Leiden (1877). Bersama dengan De Goeje, Houtma menyusun jilid pertama dari cetakan kedua indeks ini, jilid pertama indeks ini diterbitkan tahun 1888. Houtsma juga banyak mereview sebagian dari manuskrip-manuskrip Arab. Pada tahun 1878, Houtsma mereview beberapa bab dari kasidah-kasidah Akhthal dengan juduil Al-Akhthal Madih Al-Umawiyyin. Sesudah penelitian itu, Houtsma mereview dua buku lainnya Kitab Al-Adhdad-nya Ibnu Al-Anbari tahun 1881 dan Tarikh Al- Ya’qubi, wacana sejarah Islam berdasarkan pandangan kaum Syi’ah tahun 1883.

7. Franciscus Martelottus

Martelottus ialah pendeta ordo Fransiskan. Dia ditugasi untuk menyusun buku wacana tata bahasa Arab. Tugas ini dilaksanakan dengan menyusun buku berjudul Mawet’ Al-Lughah Al-Arabiyah, yang didalamnya juga diterangkan wacana “nuzhun jumlah”, yaitu ilmu Bayan . Apa yang dikerjakan oleh Martelottus ialah yang pertama kali dalam buku-buku tata bahasa Arab yang diterbitkan di Eropa. Karyanya itu dibagi kedalam tiga bab : pertama, wacana kosakata; kedua, wacana kalimat; ketiga, wacana ilmu Bayan.

8. Friedrich August Muller (1847 – 1892)

August Muller ialah orientalis Jerman yang lahir pada tahun 1847 dan meninggal pada 12 September 1892 di kota Halle. Dia memperoleh gelar sarjana tingkat pertama dengan judul risalah Mu’allaqah Amru Al-Qais pada tahun 1869. Dia berupaya menghadirkan citra asli dari Mu’allaqah tersebut. Dia menjadi dosen di Universitas Kingsburg pada tahun 1882, dan di Universitas Halle pada tahun 1890.

Diantara karya ilmiahnya yang paling menonjol ialah ‘Uyun Al-Anba’ fi Thabaqat Al-Athibba’-nya Abi Ushaibiah.

9. Julius Heinrich Ptermann (1801 – 1876)

Orientalis Jerman ini banyak menemukan banyak menemukan naskah-naskah yang masih dalam bentuk manuskrip. Petermann lahir pada 12 Agustus 1801 di Gllauchau, dan meninggal pada Juni 1876 di Bad Ruheim. Pada tahun 1837 ia dianugerahi gelar guru besar tanpa jabatn dalam bidang bahasa Timur di Universitas Berlin.

Diantara hasil karyanya yang terpenting, yaitu Tata bahasa Armenia (Berlin, 1837) dan Porta Linguarium Orientalium (Berlin, 1840), yang terdiri atas lima jilid. Usaspesialuntuk ini diteruskan oleh para orientalis lain, menyerupai Stracku Brockelmann.

10. Arent Jan Wensinck (1882 – 1939)

Orientalis Belanda ini mencar ilmu kepada Houtsma, De Goeje, Snouck Hurgronje, dan di kemudian hari menggantikan posisi Snouck Hurgronje di Universitas Leiden pada tahun 1927.

Karya ilmiah pertamanya ialah risalah sarjan tingkay pertama dengan judul Mohammed en de Joden te Medina dalam bahasa Belanda (Leiden, Brill, 1908). Pada tahun 1916, Wensinck menegaskan obsesinya di majalah ZDMG, dengan menyusun Konkordasi Indeks Kosakata Alfabetis dari Hadis-Hadis nbi Muhammad SAW., yang terdapat dalam Kutub As-Sittah, Musnad Ad-Darimi, Ahmad bin Hmabal, dan Muwaththa’-nya Imam Malik. Dalam mewujudkan obsesinya ini, Wensinck mengorganisir 38 pakar dari banyak sekali Negara. Juz pertama selesai dikerjakan pada tahun 1936, dari karakter Alif hingga karakter Ha’. Sejak tahun 1932 proyek raksasa ini ditangani oleh Persatuan Akademi Dunia.

Selain karya monumental tersebut, pada tahun 1927 Wensinck juga menusun matan hadis-hadis nabi Muhammad SAW secara alfabetis. Karya inilah yang kemudian disalin ke dalam bahasa Arab oleh Fuad ‘Abdul Baqi de4ngan judul Miftah Kunz As-Sunnah, tahun 1934, sedangkan catatan asli diterbitkan di Leiden oleh penerbit Brill.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Orientalis bagi sebagian kalangan sering kali dianggap sebagai “momok” yang harus diwaspadai dan disingkirkan jauh-jauh, tetapi bagi sebagian yang lain tidaklah demikian. Hal ini tidak terlepas dari kebenarannnya yang memang problematis. Satu sisi, orientalis sangat merugikan alasannya kajian dan analisis yang dilakukannya seringkali dimaksudkan untuk untuk mendiskreditkan dan menghegemoni dunia Islam. Tetapi di sisi lain, tidak jarang mereka melaksanakan analisis dan dengan begitu obyektif, sehingga-diakui ataupuntidak-mereka sudah mempersembahkan donasi yang sangat berharga bagi peradaban Timur pada umumnya dan dunia Islam pada khususnya.

B. Kritik dan Saran

Demikian apa yang sanggup kami sampaikan dalam makalah ini. Mungkin masih banyak ditemukan kekurnagn dimana-mana, sehingga Koreksi dan masukan dari bapak dosen Pengampu maupun kawan-kawan sekailian sangatlah kami harapkan demi kebaikan karya-karya kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badawi, Abdurrahman. 2003. Ensiklopedi tokoh Orientalis. Yogyakarta: LKis.

Jamilah, Maryam. 1997. Islam dan Orientalisme:Sebuah Kajian Analitik. Jakatrta: PT Raja Grafindo Persada.

Buchari, Mannan. 2006. Menyingkap Tabir Orientalisme.Jakarta: Amzah.

Tag : lainnya
0 Komentar untuk "Tokoh Orientalis Yang Obyektif"

Back To Top