Histats

Kaki Diabetik


A.          Pengertian Kaki Diabetik
Kaki diabetik ialah kelainan tungkai kaki bawah akhir diabetes melitus tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus sanggup disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes ialah salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk sanggup mengakibatkan gangren dan mengarah pada tindakan amputasi. (Soegondo,2009)
B.           Faktor Resiko Kaki Diabetik

1.            Gangguan Pembuluh Darah (Angiopati)
Keadaan hiperglikimia yang terus menerus akan memiliki dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini menjadikan sirkulasi darah badan menurun, terutama kaki, dengan tanda-tanda antara lain :
a.       Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, dan melaksanakan acara fisik.
b.      Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
c.       Rasa nyeri kaki waktu istirahat pada malam hari.
d.      Sakit pada telapak kaki sasudah berjalan.
e.       Jika luka sukar sembuh.
f.       Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang.
g.      Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan. (Tjahjadi,2002)
2.            Gangguan Pensyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam memberikan pesan ke otak, sehingga menyadarkan kita adanya ancaman pada kaki, contohnya rasa sakit dikala tertusuk paku atau rasa gerah dikala terkena benda- benda gerah. Kaki diabetes dengan gangguan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama pada ujung kaki terhadap rasa gerah, masbodoh dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki. Neuropati mootorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil, praktis lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari menyerupai palu (hammer toe), susah mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik pada kaki ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah- pecah dan tampak mengkilat lantaran kelenjar keringat di bawah kulit berkurang. (Foster,2002)
3.            Iskemia
Ini disebabkan penurunan fatwa darah ke tungkai akhir adanya makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di tempat betis. Gambaran klinisnya ialah :
a.       Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b.      Pada perabaan terasa dingin.
c.       Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d.      Didapatkan ulkus hingga gangrene. (Waspadji,2006)
4.            Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada tempat kaki akan menghambat proses penyembuhan luka, hasilnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi. Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus gangrene dan terjadi ekspansi infeksi hingga ke tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus gangren luas susah untuk diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi. (Tjahjadi,2002)
C.          Pathofisiologi Kaki Diabetik
Terjadinya duduk kasus kaki dipertamai adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang mengakibatkan kelainan neuropati dan kelainan pembuluh darah. Neuropati, baik sensorik maupun motorik dan autonomik akan menjadikan banyak sekali perubahan pada kulit dan otot, yang kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempergampang terjadinya ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi mengakibatkan infeksi praktis merebak menjadi infeksi yang luas. Faktor fatwa darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetis. (Waspadji,2006)
D.          Masalah Umum pada Kaki Diabetik
1.            Gangren
Gangren ialah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaenteng mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis ialah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. Sedangkan gangren kaki diabetik ialah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akhir sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah sedang. Gangren kaki diabetik ini bisa dibagi menjadi enam tingkat yaitu:
a.       Derajat 0
Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki menyerupai claw, callus.
b.      Derajat 1
Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
c.       Derajat 2
Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
d.      Derajat 3
Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
e.       Derajat 4
Gangren jari kaki atau penggalan distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
f.       Derajat 5
Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai. (RA, 2009)
2.            Kapalan (Callus)
Kapalan (Callus) ialah penebalan atau pengerasan kulit yang juga terjadi pada kaki diabetes, akhir dari adanya neuropati dan penurunan siklus darah dan juga ukiran atau tekanan ang berulang- ulang pada tempat tertentu kaki. Jika kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan luka pada jaenteng dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi menjadi ulkus. (Tjahjadi,2002)
3.            Kulit Melepuh
Kejaadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu yang sempit, kalau hal ini terjadi tidakboleh mengobati sendiri. Kulit yang mengalami iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak dirasa akhir adanya neuropati, dan diketahui setelah keluarnya cairan atau nanah, yang ialah tanda pertama dari masalah. Ulkus harus segera diobati dan dirujuk ke podiatrist atau tim kesehatan. (RA,2009)
4.            Cantengan ( kuku masuk ke dalam jaenteng)
Cantengan ialah kejadian luka infeksi pada jaenteng sekitar kuku yang sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan oeleh perawatan kuku yang tidak sempurna contohnya pemotongan kuku yang salah (seperti terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Seperti kita ketahui kuki juga ialah sumber kuman, jadi bila ada luka praktis terinfeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaenteng sekitar kuku, merah dan infeksi dankeluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi. (Soegondo, 2005)
5.            Kulit Kaki Kering dan Pecah
Dapat terjadi lantaran saraf pada kaki tidak mendapat pesan dari otak (karena neuropati diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit yang kering sanggup pecah. Adanya pecahan pada kulit sanggup membuat kuman masuk dan mengakibatkan infeksi. melaluiataubersamaini gula darah anda yang tinggi, kuman akan mendapat makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi. (RA, 2009)
6.            Jari Kaki Bengkok
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf lantaran diabetes sanggup mengakibatkan kelemahan ini. Otot yang lemah sanggup mengakibatkan tendon (jaenteng yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan duduk kasus dalam berjalan dan kesusahan menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek. (Soegondo,2009)
7.            Plantar Warts
Kutil terlihat menyerupai kalus dengan titik hitam kecil di pusatnya. Dapat berkembang sendiri atau berkelompok. Timbulnya kutil disebabkan oleh virus yang menginfeksi lapisan luar telapak kaki. (RA, 2009)
8.            Kaki Atlet (Athlete’s Foot)
Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya kulit. Pecahnya kulit diantara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam kulit dan menimbulkan infeksi. Infeksi sanggup meluas hingga ke kuku kaki sehingga menciptakannya tebal, kekuningan, dan susah dipotong. (RA, 2009)
9.            Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil)
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit sanggup menimbulkan luka pada jari- jari kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain pada ibu jari kaki mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki menyerupai martil (hammer toe). Kejadian ini sanggup juga disebabkan adanya kelainan anatomik yang sanggup menimbulkan titik tekan absurd pada kaki. Kadang- kadang pembedahan dibutuhkan untuk mencegah komplikasi ke tulang. (Soegondo, 2009)
10.        Kaki Charcot
Suatu kondisi yang menggambarkan pengaruh dari pelunakan tulang yang terjadi dalam kaki. Hal ini terjadi sebagai akhir dari neuropati atau kerusakan saraf ekstrim. Tulang menjadi terlalu lemah dan akhirnya menjadi praktis retak. Karena saraf sudah menjadi terlalu rusak, rangsangan tidak lagi sedang dikirim menyerupai perasaan sakit. Selain, gerakan otot juga terhambat. Karena tidak ada yang dirasakan dalam wilayah lantaran kerusakan saraf, struktur tulang seluruh kaki mengalami stress dan stress berat berulang kali.
E.           Perawatan Kaki Sebelum Luka
Perawatan kaki ialah sebagian dari upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka. Perawatan kaki yang perlu dilakukan terdiri dari investigasi kaki dan perawatan kaki harian. (Soegondo, 2005)
1.            Pemeriksaan kaki sehari- hari :
a.       Periksa penggalan atas punggung, telapak, sisi- sisi kaki dan sela- sela jari. Untuk melihat telapak kaki, tekuk kaki menghadap muka (bila susah, gunakan cermin untuk melihat penggalan bawah kaki atau minta menolongan orang lain) untuk menyidik kaki.
b.      Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh.
c.       Periksa apakah ada luka dan tanda- tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat, nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka, dan bau).
2.            Perawatan kaki sehari- hari :
a.       Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air membersihkan dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut atau kerikil apung. Keringkan kaki dengan handuk lembut dan membersihkan termasuk daereh sela- sela kaki, terutama sela jari kaki ketiga-keempat dan keempat-kelima.
b.      Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada tempat kaki yang kering biar kulit tidak menjadi retak. Tetapi tidakboleh diberikan pelembab pada sela- sela jari kaki lantaran sela- sela jari akan menjadi sangat lembab dan sanggup menimbulkan tumbuhnya jamur.
c.       Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jati kaki, tidak terlalu pendek atau terlalu akrab dengan kulit, kemudian kikir biar kuku tidak tajam. Bila penglihatan kurang baik, minta santunan orang lain untuk memotong kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan retjadi luka pada jaenteng sekitar kuku. Bila kuku keras susah untuk dipotong, rendam kaki dengan air hangat (370C) selama sekitar 5 menit, membersihkankan dengan sikat kuku, sabun, dan air membersihkan. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan diberikan krem pelembab kuku.
d.      Pakai bantalan kaki sepatu untuk melindungi kaki biar tidak terjadi luka,juga di dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit lantaran sanggup mengakibatkan lecet di selah jari pertama dan kedua.
e.       Gunakan sepatu yang baik sesuai dengan ukuran dan yummy untuk dipakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari- jari. Pakailah kaus/ stocking yang pas dan membersihkan terbuat dari materi yang mengandung kantun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik:
1)      Ukuran                        : sepatu lebih dalam
2)      Panjang sepatu setengah inci lebih panjang dari jari- jari kaki terpanjang dikala bangun (sesuai cetakan kaki)
3)      Bentuk                        : ujung sepatu lebar (sesuai lebar jari- jari kaki)
4)      Tinggi tumit sepatu kurang dari 2 inci.
5)      Bagian dlam bawah sepatu (insole) tidak agresif dan licin. Terbuat dari materi busa karet, plastic tebal 10- 12 mm.
6)      Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai bentuk kaki.
f.       Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda- benda tajam menyerupai jarum dan duri. Lepas sepatu setiap 4- 6 jam serta gerakkan  pergelangan dan jari- jari kaki biar sirkulasi darah tetap baik terutama pada pemakaian sepatu baru.
g.      Bila memakai sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa keadaan kaki.
(Soegondo, 2005)
3.            Senam kaki
Senam kaki sanggup memmenolong memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot- otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas). (Soegondo,2009)
Beberapa tes senam kaki sanggup dilakukan :
a.       Duduk secara benar diatas dingklik dengan meletakkan kaki dilantai.
b.      melaluiataubersamaini meletakkan tumit di lantai, jari- jari kedua belah kaki diluruskan ke atas kemudian dibengkokkan kembali ke bawah menyerupai cakar ayam sebanyak 10 kali.
c.       melaluiataubersamaini meletakkan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas. Kemudian, jari- jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Teknik ini diulangi sebanyak 10 kali.
d.      Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas dan buat putaran 3600 dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebnyak 10 kali.
e.       Jari- jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat putaran 3600 dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f.       Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Lakukan sebanyak 10 kali. Ulangi langkah ini untuk kaki sebelahnya.
g.      Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah kemudian turunkan kembali kelantai. Lakukan sebanyak 10 kali. Ulangi langkah ini untuk kaki sebelahnya.
h.      Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang. Ulangi sebanyak 10 kali.
i.        Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9  lakukan secara bergantian.
j.        Letakkan sehelai koran dilantai.
1)            Bentuklah kertas itu menjadi menyerupai bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran menyerupai tiruanla memakai kedua belah kaki. Teknik ini dilakukan sekali saja.
2)            Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua penggalan koran.
3)            Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
4)            Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki kemudian letakkan sobekkan kertas pada penggalan kertas yang utuh.
5)            Bungkus tiruananya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
(Atun.2010)
F.           Perawatan Kaki Sesudah Timbul Luka

1.            Debridemen
Tindakan debridemen ialah salah satu terapi penting pada masalah ulkus diabetika. Debridemen sanggup didefinisikan sebagai upaya pemmembersihkankan benda asing dan jaenteng nekrotik pada  luka. Luka tidak akan sembuh apabila masih didapatkan jaenteng nekrotik, debris, calus, fistula / rongga yang memungkinkan kuman berkembang. Sesudah dilakukan debridemen luka harus diirigasi dengan larutan garam fisiologis atau pemmembersihkan lain dan dilakukan dressing (kompres).
2.            Tehnik Dressing pada Luka Diabetikum
Tehnik dressing pada  luka diabetes yang terkini menekankan metode moist wound healing atau menjaga biar luka dalam keadaan lembab. Luka akan menjadi cepat sembuh apabila eksudat sanggup dikontrol, menjaga biar luka dalam keadaan lembab, luka tidak lengket dengan materi kompres, terhindar dari infeksi dan permeabel terhadap gas. Tindakan dressing ialah salah satu komponen penting dalam mempercepat penyembuhan lesi. Prinsip dressing adalah bagaimana membuat suasana dalam keadaan lembab sehingga sanggup meminimalisasi stress berat dan risiko operasi. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan dressing yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat, ada  tidaknya infeksi, kondisi kulit sekitar.
3.            Pengendalian Infeksi
Pemdiberian antibitoka didasarkan pada hasil kultur kuman. Namun sebelum hasil kultur dan sensitifitas kuman tersedia antibiotika harus segera didiberikan secara empiris pada kaki diabetik yang terinfeksi. Antibiotika yang dimasukankan pada kaki diabetik terinfeksi. Pada ulkus diabetika enteng/sedang antibiotika yang didiberikan di seriuskan pada patogen gram positif. Sedangkan pada ulkus terinfeksi yang berat (limb or life threatening infection) kuman lebih bersifat polimikrobial (meliputi beberapa aspek basil gram faktual berbentuk coccus, gram negatif berbentuk batang, dan basil anaerob) antibiotika harus bersifat broadspectrum, didiberikan secara injeksi.

4.            Mengurangi beban tekanan (off loading)
Pada dikala seseorang berjalan maka kaki mendapat beban yang besar. Pada penderita DM yang mengalami neuropati permukaan plantar kaki praktis mengalami luka atau luka menjadi susah sembuh akhir tekanan beban badan maupun iritasi kronis sepatu yang digunakan. Salah satu hal yang sangat penting namun hingga sekarang tidak mendapat perhatian dalam perawatan kaki diabetik ialah mengurangi atau menghilangkan beban pada kaki (off loading). Upaya off loading berdasarkan penelitian terbukti sanggup mempercepat kesembuhan ulkus. Metode off loading yang sering digunakan adalah: mengurangi kecepatan dikala berjalan kaki, istirahat (bed rest), dingklik roda, bantalan kaki, removable cast walker, total contact cast, walker, sepatu boot ambulatory.
(Djokomoeljanto, 2007)


DAFTAR  PUSTAKA

Foster, Daniel. 2002. Harrison Prinsip- Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: EGC
Karam, John H, dkk. 2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi IV. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
M, Atun. 2010. Memahani, Mencegah, dan Merawat Penderita Penyakit Gula. Bantul: Kreasi Wacana
RA, Nabyl. 2009. Teknik cepatdangampang Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus. Yogjakarta: Aulia Publishing
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2005. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Supratjitno, Adji. 2001. Buku Panduan Petes Dasar Edukator Diabetes Tingkat Nasional. Jakarta: Perkumpulan Endokrin Nasional
Tjahjadi, Vicynthia. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes. Semarang: Pustaka Widyamara
Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakkit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Djokomoeljanto. 2007. Diabetes Melitus ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam. Semarang : CV Agung Semarang
Diposkan oleh 21.16

makalahpendidikan11.blogspot.com/search?q=kaki-diabetik
Tag : lainnya
0 Komentar untuk "Kaki Diabetik"

Back To Top