Histats

Bank Sampah Sekolah Di Sman 1 Dander

Meski hasil penelitian dan inovasi tentang manfaat sampah sudah banyak diungkapkan, namun dalam kenyataan sehari-hari, masih banyak sampah yang terabaikan dan dilihat sebagai satu materi yang sudah tidak mempunyai kegunaan. Pada tahapan inilah pendidikan dalam bentuk petes pengelolaan sampah dibutuhkan sanggup menjadi solusi bermanfaa khususnya bagi mereka generasi muda yang masih berstatus pelajar.
Nantinya hasil dari petes tersebut dibutuhkan akan melahirkan generasi yang peduli terhadap permasalahan sampah yang ada di lingkungannya. Tingkat kepedulian tersebut sanggup dilihat dari kemampuan pelajar untuk memanfaatkan sampah sabagai potensi ekonomi dengan mendaur ulangnya kembali menjadi barang berguna, atau dengan melaksanakan gerakan pemilahan sampah untuk di tabung di bank sampah. Oleh karenanya pendirian bank sampah di sekolah juga dirasa menjadi satu hal yang penting untuk mendidik siswa/i yang ada di sekolah tersebut. Hal ini dikarenakan sebagai forum pendidikan formal, sekolah harusnya sanggup membentuk insan-insan yang bersikap dan berperilaku peduli terhadap kondisi lingkungan.
Namun akungnya, masih banyak sekolah yang belum bisa untuk mengajarkan pendidikan kemembersihkanan terhadap setiap siswa/i yang ada di lingkungan sekolah. Hal ini tentunya sudah menjadi fenomena umum. Apalagi banyak sekolah-sekolah di Kota Medan belum mempunyai daerah sampah yang terpilah-pilah. Sehingga di banyak sekolah kita masih sanggup menyaksikan banyak sampah-sampah organik yang bercampur dengan sampah-sampah anorganik bahkan dengan sampah yang berbentuk pecah belah. Sampah-sampah tersebut juga masih terabaikan dan tidak jarang berantakan pada halaman dan sudut-sudut lorong sekolah. Sedangkan sampah-sampah yang berada di tong-tong sampah niscaya akan selalu bermuara ke TPA. Jika hal ini terus terjadi tentu akan menambah beban lingkungan khususnya untuk TPA dengan model open dumping.
Oleh karenanya, bawah umur sekolah yang pada umumnya berusia 12 hingga 14 tahun dan  masih belum mengerti manfaat yang terkadung pada sampah harus mendapat petes pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Dari hasil ini  nantinya dibutuhkan akan terbentuk satu administrasi bank sampah yang siap untuk merubah nilai sampah dari yang tidak irit menjadi mempunyai nilai ekonomis. Sehingga setiap siswa nantinya sanggup mempunyai tabungan sampah yang bernilai ekonomi dan sanggup memmenolong kebutuhan harian mereka selama mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.
Pengelolaan Sampah di Sekolah
Pengelolaan sampah di banyak sekolah masih memakai model pengelolaan sampah yang sangat umum, yaitu model kumpul-angkut-membuang dengan jenis sampah anorganik menyerupai kertas dan plastik yang masih sangat mendominasi. Sampah-sampah kertas kebanyakan dihasilkan dari proses berguru mengajar menyerupai sisa kerta buku yang sobek dan tidak terpakai lagi. Sedangkan sampah plastik banyak dihasilkan dari proses jajan (baca; belanja) di kantin sekolah dan jajan dari pedagang kaki lima di luar sekolah. Setiap harinya sampah-sampah tersebut berantakan di halam sekolah. Sangat sedikit sekali siswa/i yang peduli untuk memmembuang sampah mereka di tong-tong sampah.
Sampah-sampah yang berantakan di halaman sekolah tersebut gres sanggup dikumpulkan di daerah pemmembuangan sampah sementara (TPS) sekolah setelah disapu oleh petugas kemembersihkanan sepulangnya bawah umur sekolah. Sedangkan sampah di kelas dikumpulkan setelah disapu oleh petugas piket kemembersihkanan kelas yang bergantian setiap harinya. Jika dikumpulakn secara akumulatif setiap harinya sampah di setiap sekolah sanggup terkumpul lebih kurang sebanyak 8 hingga 10 tong sampah (dengan ukuran tong 100 liter air atau 520 x 520 x 610 mm). Sedangkan sampah organik sangat minim sekali, spesialuntuk dari sisa produksi kantin dan setiap harinya spesialuntuk terkumpul sekitar lebih kurang satu tong sampah dengan ukuran yang sama.
Begitupun, intinya sampah-sampah tersebut tidak terpilah secara terbaik. Baik antar sampah anorganik (kertas dan plastik) ataupun antara sampah anorganik dan sampah organik. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan siswa terkait jenis-jenis sampah dan manfaat dari perjuangan memilah sampah. Dampaknya ialah sampah yang diproduksi oleh siswa dan siswi sekolah harus berakhir pada TPS Sekolah sebelum diangkut Dinas Kemembersihkanan Kota Medan ke TPA Terjun.
Manfaat
Namun jikalau bank sampah didirikan di sekolah-sekolah di Kota Medan, maka model pengelolaan sampah di sekolah secara perlahan akan berubah. Di mana sebelumnya model pengelolaan sampah spesialuntuk berorientasi pada prosedur kumpul-angkut-membuang menjelma tabungan sampah. Sampah-sampah yang ditabung ini setidaknya sanggup dimanfaatkan untuk kepentingan siswa atau kelas.
Siswa sanggup menambung sampah-sampah anorganik yang mereka bawa dari rumah atau yang mereka hasilkan di sekolah. Manfaatnya, tabungan sampah tersebut sanggup menambah uang saku atau uang jajan bagi siswa. Selain siswa, setiap kelas yang ada pada sekolah juga sanggup membuka tabungan sampah melalui ketua kelas, seketaris dan bendahara. Mereka kemudian bertugas untuk mengumpulkan sampah biar sanggup ditabung ke bank sampah yang ada di sekolah dan alhasil bisa dijadikan uang kas untuk kelas.
Selain laba secara ekonomi, hadirnya bank sampah di sekolah juga sanggup merubah sikap siswa dalam memmembuang sampah. Intensitas memmembuang sampah sembarangan juga diyakini akan berkurang kerena para siswa akan lebih menentukan memmembuang sampah di tong sampah yang ada pada kelas mereka.
Lebih lanjut, sampah-sampah yang ditabung di bank sampah sekolah kemudian dijual oleh pengurus bank sampah ke pihak pengepul atau ke bank sampah terdekat. Sehingga hasil penjualan tersebut sanggup disalurkan untuk tabungan anggota dan sisanya untuk kas bank sampah sendiri. Selain dijual, sampah-sampah anorganik juga bisa didaur ulang untuk dijadikan barang kreasi yang bermanfaa seperti; hiasan bunga plastik, pot bunga atau botol hias, gantungan kunci, kipas, bantalan gelas minuman, dompet dan lain sebagainya. Barang kreasi ini kemudian sanggup juga dijual dengan harga yang sesuai sehingga bisa menambah laba bagi pengurus bank sampah.
Penutup
Untuk sanggup mendirikan bank sampah di sekolah, pihak sekolah –baik OSIS yang diwakili oleh siswa atau Guru Bina Lingkungan yang ada di sekolah –dapat menghubungi Badan Lingkungan Hidup yang ada di masing-masing kabupaten/kota atau sanggup juga menghubungi pengurus bank sampah terdekat untuk sanggup melaksanakan sosialisasi, petes pengelolaan sampah organik dan anorganik, serta mempersembahkan petes pembentukan administrasi bank sampah di sekolah.
Ketiga tahapan ini dianggap penting untuk dilakukan. Pertama, tahapan sosialisasi dilaksanakan untuk mengambarkan kepada siswa tentang pentingnya sikap hidup sehat dan membersihkan khususnya dengan menjaga kemembersihkanan lingkungan dari sampah-sampah sisa membuangan manusia. Selain itu, sosialisasi ini juga akan mengambarkan tentang jenis-jenis sampah yang sanggup didaur ulang menjadi barang mempunyai kegunaan dan jenis-jenis sampah yang sanggup dijual ke pengusaha barang bekas serta jenis-jenis sampah harus dimembuang lantaran tidak sanggup didaur ulang kembali.
Kedua, Petes Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik. Sesudah melewati tahapan pertama melalui sosialisasi, pada tahap diberikutnya siswa akan mendapat petes pengelolaan sampah. Petes pengelolaan sampah ini akan dibedakan menurut jenis sampahnya. Petes pengelolaan sampah organik akan melibatkan siswa untuk sanggup mengelola sampah organik menjadi pupuk yang siap dipakai sebagai media tanam. Sedangkan untuk pengelolaan sampah anorganik akan melibatkan siswa untuk ikut serta dalam membuat aksesoris dan kerajinan tangan lainnya yang berbahan baku sampah anorganik.
Ketiga, Petes dan Pembentukan Manajemen Bank Sampah di Sekolah. Pada tahapan terakhir dari proses ini ialah melaksanakan petes terkait administrasi bank sampah. Mulai dari klarifikasi susunan kepengurusan dalam bank  sampah, kiprah dan fungsi masing-masing pengurus. Selain itu, pada tahapan terakhir ini dibutuhkan siswa sanggup membentuk bank sampah di sekolah mereka masing-masing.
Tag : lainnya
0 Komentar untuk "Bank Sampah Sekolah Di Sman 1 Dander"

Back To Top